" Hmmm . . Sedapnya bau . . Apa yang ayang masak ni ? "
"Alaa. . . Roti bakar je . Nothing special . . "
" Hari ni tak payah pergi office ea ? Abang nak ajak ayang pergi satu tempat . " Faz mengukir sedikit senyuman di bibirnya. .
" Huh ? Nak pergi mana ? " Sha yang begitu ingin tahu terus bertanya .
" Adalah. . . Rahsia . Dah ! Jangan nak tanya apa-apa lagi . Sebab abang tak akan bagitahu . . " Faz memberitahu keputusan mukatamadnya .
" Hurm, ya lah. . . . " Lantas keluar muncung sedepa dari mulut Sha . Faz hanya mampu ketawa melihat muka isterinya yang begitu comel !
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
" Cantiknya tempat ni. . . Sayang abang ! " Satu ciuman hinggap di pipi suaminya itu. . .
" Sebelah je ke ? " Sengaja disakatnya isterinya itu . .
" Ye lah. . Lebih - lebih pulak. . "
" Haha . Ya lah. . Nah ! Ini untuk anniversary kita couple selama 5 tahun . . " menghulurkan sejambak ros merah . " . . dan ni . . " dihulurkah sebuah kotak berwarna merah hati . . " . . sempena anniversary perkahwinan kita yang pertama . . . "
" Terima kasih. . . Cantik tempat ni bang. . Nyaman je. . . "
" Tengoklah siapa yang pilih. . hehe . "
" Ye lah tu. . . "
Mereka kelihatan begitu gembira sekali mengahbiskan masa bersama . Faz telah mengahdiahkan Sha seutas jam emas yang ditempah khas . Katanya, setiap detik yang berlalu menandakan hatinya yang rindukan dan cintakan Sha . Sudah agak lama mereka tidak ke Pulau Tioman . . Faz menjangkakan untuk menikmati bulan madu kedua mereka di situ selama tiga hari . . . .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Qis telah ditahan selama seminggu di wad hospital . . Farriz tak pernah jemu melawatnya sambil cuba menceriakannya . . . Qis gembira dan bahagia dengan apa yang Farriz cuba lakukan untuknya. . . ' Tapi . . . semua ini tak lama Farriz. . ' Hatinya berbisik sendiri . . Masih terngiang-ngiang lagi suara Doktor Fikry yang memberitahu bahawa dia menghidap barah hati . . .
" ARGHHH ! " Jeritan itu terlepas dari mulutnya saat dia cuba melupakan segalanya . . Kebetulan Farriz yang sedang lena di sisi katilnya terjaga mendengar jeritan itu .
" Qis. . kenapa ni ? Awak sakit ke ? ? Nak saya panggilkan doktor ? " Qis hanya menggeleng . Terharu benar dia melihat keprihatinan Fariiz terhadapnya. .
" Maaf sebab mengejutkan awak. . . . . " Riaknya tampak sedih .
" Tak apa . . Saya tak sepatutnya tidur tadi . . " Dia tersenyum lemah sambil menggenyeh matanya yang kelihatan lesu itu. .
" Farriz . . Saya rasa baik awak balik . . Tengok je la diri awak tu. . Tak terurus sebab nak jaga saya je . Esok awak datang lah lagi . Lagipun , kan esok saya dah boleh keluar . . "
"Tapi . . . . . "
" Tak apa . .Saya okay lah . . Kan ada nurse yang jaga saya . . . "
" Hurm. . Okay . . " Dia lantas beredar setelah ucapan salam diberikan . . .
' Sayang, hubungan kia tak lama . . . Tapi, saya harap akan kekal selamanya , abadi kasihmu di hati ini . . . Haezwan, terima kasih di atas kesudian kau memberi hatimu padaku. . dan percayakan Farriz . . Terima kasih Wan . . ' Entah mengapa ini yang terlinta di fikirannya saat melihat Farriz melangkah pergi . ' Sama- sama Ainna . . ' Dia seakan-akan terdengar ucapan balas dari Wan . Suara Wan terasa begitu hampir sekali membalas ucapan terima kasihnya. . . .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Pencarian Harris yang memakan masa hampir sebulan itu akhirnya menemui jalan penyelasaian dan juga kejayaan buat dirinya . Kedua-dua alamat office dan rumah Qis kini di dalam genggamannya . . Dia bertekad, akan memohon maaf walau tinggi risiko yang bakal dihadapinya. . Dengan keberanian yang sudah tersemai begitu lama di dada ini, Harris melangkah mencapai apa yang dihajatinya selama ini . . Diberanikan dirinya menekan loceng rumah Qis. . .
' ting tong . . '
Qis yang sedang membaca majalh agak tersentak mendengar bunyi loceng rumahnya . ' Siapa pula yang datang ni ? ' Hatinya berbisik ingin tahu . Lantas dia bangkit mencapai tudungnya di dalam bilik dan menuju ke pintu . Alangkah terkejutnya dia tatkala membuka pintu. . . .' Harris ? ! ' Hatinya memberontak . .
" Apa kau buat kat sini ? ! Kita dah tiada apa - apa urusan lagi . . . " Qis memulakan bicara .
" Aku cuma nak. . . . . " Kata-kata Harris segera dipintas oleh Qis .
" Apa yang kau nak ? ! Orang macam kau dah tak ada ertinya lagi pada aku ! Sebab kau lah. . . . . ! " hatinya sebak , membuatkan dia tak mampu meneruskan lagi kata-katanya .
" Argh ! ! Kau yang menyebabkan aku kehilangan seseorang yang aku sayang . . Kau lah puncanya ! " Qis menghamburkan semua yang tersimpan di hatinya selama ini .
" Justeru itulah aku datang ke sini . . Untuk memohon kemaafan darimu, Ainna Qistina. . "
" Jangan kau berani panggil aku dengan nama tu ! Kau tak layak menyebutnya. . ! Maaf ? ? ! Di hati ini, tak ada sekelumit perasaan pun yang membenarkan aku untuk memaafkan engkau . ! Sekali-kali, TIDAK ! "
"Tapi . . . . . . . . . . "
" Argh ! Baik kau pergi sebelum aku panggil polis. . "
" Baik, Qis. . Aku pergi. . Tapi ingat, aku tak akan berputus asa memohon kemaafan darimu. . "
" PERGI ! ! ! ! ! " Qis menjerit sambil menunjukkan arah keluar kepada Harris .
Harris pun berlalu pergi. . Terlihat di matanya rasa keinsafan yang begitu mendalam sekali. . Qis jatuh terduduk di hadapan pintu rumahnya. . Hatinya sebak merintih sayu. . ' tiada maaf bagimu Harris. . ' Hati Qis tetap dengan pendiriannya. . ' Kau tak layak menerima kemaafan dariku . . Dosa kau begitu besar bagiku. . Aku tak boleh memaafkan kau atas apa yang telah terjadi Harris. . Tidak ! ' Qis berbisik sendiri melayan perasaanya yang bagai dilanda badai saat itu. . .
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *