Usahanya mencari Qis menemukan jalan buntu . Dia tertanya-tanya, ' harus ke mana lagi aku mesti mencari kau Qis ? ! ! ' Tanpa dia sedari, sudah hampir seminggu dia meninggalkan penjara itu dan selama itu jualah usahanya mencari Qis belum menemui sebarang jawapan lagi . "Huh . . ." Harris mengeluh panjang . .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
" WAN ! ! ! " Qis tersentak . . Terjaga dari tidur malamnya . . Wan hadir lagi di dalam mimpinya . . Inilah kali kedua dia mengalami mimpi yang sama . . 'Wan' desis hatinya . . Lelaki itu hadir di alam mimpinya . . , membuatkannya terasa begitu bahagia sekali . Tapi sayang . . . setiap kali dia bermimpi, pasti akan diakhiri dengan perpisahan . . ' Wan, jangan tinggalkan aku . . ' Hatinya merintih sayu . . Jam menunjukkan hampir jam 3 pagi . . Perlahan-lahan dia bingkas dari baringnya lantas menuju ke arah terletaknya almari . . Dibukanya almari itu dan digapainya sebuah kotak lalu dikeluarkan . . Dia memisahkan penutup kotak dari badannya . . Tersingkap lah segala kenangan bersama Wan sejak pertemuan pertama mereka di SMK Saujana Impian . Begitu indah memorinya saat bersama Wan . . Di dalam kotak itu, tersimpan surat-surat dan juga hadiah yang pernah diberi oleh Wan kepadanya suatu ketika dahulu . . Alangkah indahnya jika aku boleh memutar kembali waktu . Tapi itu adalah perkara yang mustahil sama sekali . . . . 'memutar waktu ? ' dia bermonolo sendiri . Tersenyum sinis .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Farriz kelihatan amat gembira hari ini . . . . . Senyuman tak pernah lekang di bibirnya, dilemparkan kepada semua yang melewatinya . . . .
" Happy je Encik Farriz hari ni ? " tegur setiausaha Qis, Aida .
"Of course la . ! Hehe . . Hmm , Qis ada ? "
" Cik Qistina tak ada . Dia ambil MC hari ni . . Tak sihat katanya . "
Air muka Farriz yang tadi nya ceria kini berubah wajah . 'Tak sihat ?' bisik hati kecilnya .
"Oh, tak pe lah . . Nanti saya pergi rumah dia . . Terima kasih . . ! " Farriz berlalu pantas setelah mengucapkan terima kasih .
Aida hanya mampu menganggukkan kepalanya . . Pelik melihat sikap kawan bos nya itu .
Langkahnya dipercepatkan ke arah Ferrari sports, siri f458 berwarna merah hati . Enjin lantas dihidupkan tanpa lengah saat dirinya selesa di dalam pangkuan kereta kesayangannya dan pintu sudah ditutup rapat . Berdesup laju keretanya saat melalui tempat letak kereta yang sunyi ketika itu . . . 'Qis sakit ke ?' Soalan itu bermain-main di kotak mindanya . . .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
'Patutkah aku menggangu Qis ? ? Dia kan sakit . . Tapi sakit apa ? ? ' Hati Farriz semakin resah . Serba salah . Akhirnya dia mengambil keputusan untuk berjumpa dengan kekasih hatinya . . .
" Ting tong . . . "
" Ya, kejap . . . " Qis kelihatan malas dan lemah saat ingin bangun meninggalkan tilamnya yang empuk itu . . Dia menyelak langsir di tingkap untuk melihat siapa yang datang . . ' Farriz ' luah mulutnya .
" Hai. . Boleh saya masuk ? " Farriz yang terlihat Qis disebalik tingkap terus bertanya tanpa segan silu . .
" Hmm, masuklah . . " Beralih ke arah pintu dan membukanya untuk Farriz. .
Farriz masuk setelah menanggalkan kasut kulitnya di hadapan pintu rumah Qis . . Sempat lagi dia lemparkan senyumannya saat pandangan mereka bertemu . .
" Duduklah. . " Qis mempelawa lemah . .
" Thanks. . . " Sekali lagi tersenyum sambil melabuhkan punggungnya di permukaan sofa yang begitu empuk . Selesa sungguh rasanya . . .
" Nak minum apa ? Uhuk uhuk ! " Qis terbatuk kecil . .
" Eh, tak payah lah. . . Susah-susah je . . Lagipun, awak kan tak berapa sihat . . "
Dia terkesima saat mendengar apa yang dikatakan Farriz . . Macam mana dia tahu . . ?
" Tadi Aida bagitahu saya . . ."
Farriz segera menjawab seolah-olah dia membaca apa yang ada di benak Qis saat itu . .
" Ohh . . Ni kira melawat saya lah ni ? Qis mengagak . .
"Hehe . . Lebih kuranglah . . . " Farriz tersenyum manja . Sememangnya Farriz seorang yang pemurah dengan senyuman .
Tertarik sungguh Qis pada senyuman Farriz yang menawan tu . . Dia sememangnya tampan. . ! Tiba- tiba . . . . . . . .
"Uhuk uhuk ! ! Uhukk ! ! " Semakin lama semakin galak batuknya. .
Farriz yang mula panik segera ke dapur bagi mendapatkan segelas air mineral, dan berharap itu dapat eredakan batuk Qis . . .
"Nah . . . Minum ni. . . " Menghulurkan gelas yang berisi air jernih kepada Qis . .
"Terima kasih . . " lalu menyambut gelas itu dari tangan Farriz dan segera meneguknya . . Sungguh lega rasanya . Batuknya pun sudah berkurangan . . Tapi itu tidak bertahan lama . . Batuknya menyerang kembali . . . Kali ini semakin teruk ! Farriz segera panik .
" Jom pergi klinik. . ? Teruk sangat dah ni . . " Farriz memujuk .
"Takpe . . Uhuk ! Jap lagi okay lah tu. . . . " Qis menolak ajakan Farriz dengan lembut .
"Qis. . . Janganlah macam ni. . . " Dia terus memujuk . .
"Tak p . . . . . "
Qis rebah tanpa sempat dia menghabiskan apa yang mahu diperkatakannya. . Farriz yang amat terkejut dan panik segera mengangkat Qis dalam dakapannya, mendukungnya menuju ke kereta dan segera ke klinik berhampiran . .
~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
" Tak sabar rasanya nak jumpa Kimie. . " desis hati Naddiah . . . Pelawaan Kimie mengajaknya lunch bersama bagai pucuk dicita ulam mendatang ! Dia melihat jam berjenama Gucci yang terlekap kemas di pergelangan tangan kanannya . . ' Dah tiba masanya . . ' Handbag Prada yang tadinya ada di atas meja kini sudah berada dalam genggamannya dan dia tidak lagi berlengah untuk melangkah keluar. . Setibanya di lobi, Kimie telah pun menunggunya dengan sejambak ros merah jambu . Si dia berkemeja biru . . 'Segaknya. ' hati Naddiah berbisik . .
" For you. . . " Bunga itu kini berada dihadapan Nad .
" For me . . ? ? Thanks. . . " Tersenyum manja .
"Cantik Nad hari ni. . . "
" Hari ni je ? " Nad mengusik .
" Errr. . . . . . . " Terkelu lidahnya .
" Tak ada lah .. Saya gurau je tadi . Thanks. . "
"Hehe. . "
" Dah ! Jomlah . . Saya dah lapar ni . ."
" Okay. . Let's go ! "
Mereka jalan beriringan menuju ke kereta Kimie . . Tanpa mereka sedari, Faeszie telah memerhatikan segala-galanya. . ' Kimie ?' terpacul nama itu dari mulutnya . ' Siapa lelaki tu ? Kimie ke ? Tapi tak mungkin . . ' Semua soalan itu datang bergilir dan bersilih ganti bertamu di benak mindanya . . . . . . .
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
No comments:
Post a Comment