Tuesday, July 31, 2012

#KKKM Bab 5 . . ~ ~

           Pagi itu indah seperti biasa . . kelihatan Faz tersenyum di meja makan di samping Sha yang sedang sibuk menghidangkan makanan. . .


" Hmmm . . Sedapnya bau . . Apa yang ayang masak ni ? "

"Alaa. . . Roti bakar je . Nothing special . . "

" Hari ni tak payah pergi office ea ? Abang nak ajak ayang pergi satu tempat . " Faz mengukir sedikit senyuman di bibirnya. .

" Huh ? Nak pergi mana ? " Sha yang begitu ingin tahu terus bertanya .

" Adalah. . . Rahsia . Dah ! Jangan nak tanya apa-apa lagi . Sebab abang tak akan bagitahu . . " Faz memberitahu keputusan mukatamadnya .

" Hurm, ya lah. . . .  " Lantas keluar muncung sedepa dari mulut Sha . Faz hanya mampu ketawa melihat muka isterinya yang begitu comel !

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

" Cantiknya tempat ni. . . Sayang abang ! " Satu ciuman hinggap di pipi suaminya itu. . .

" Sebelah je ke ? " Sengaja disakatnya isterinya itu . .

" Ye lah. . Lebih - lebih pulak. . "

" Haha . Ya lah. .  Nah ! Ini untuk anniversary kita couple selama 5 tahun . . " menghulurkan sejambak ros merah . " . . dan ni . . " dihulurkah sebuah kotak berwarna merah hati . . " . . sempena anniversary perkahwinan kita yang pertama . . . "

" Terima kasih. . . Cantik tempat ni bang. . Nyaman je. . . "

" Tengoklah siapa yang pilih. .  hehe . "

" Ye lah tu. . . " 

Mereka kelihatan begitu gembira sekali mengahbiskan masa bersama . Faz telah mengahdiahkan Sha seutas jam emas yang ditempah khas . Katanya, setiap detik yang berlalu menandakan hatinya yang rindukan dan cintakan Sha . Sudah agak lama mereka tidak ke Pulau Tioman . . Faz menjangkakan untuk menikmati bulan madu kedua mereka di situ selama tiga hari . . . .

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Qis telah ditahan selama seminggu di wad hospital . . Farriz tak pernah jemu melawatnya sambil cuba menceriakannya . . . Qis gembira dan bahagia dengan apa yang Farriz cuba lakukan untuknya. . . ' Tapi . . . semua ini tak lama Farriz. . ' Hatinya berbisik sendiri . . Masih terngiang-ngiang lagi suara Doktor Fikry yang memberitahu bahawa dia menghidap barah hati . . .

" ARGHHH ! " Jeritan itu terlepas dari mulutnya saat dia cuba melupakan segalanya . . Kebetulan Farriz yang sedang lena di sisi katilnya terjaga mendengar jeritan itu .

" Qis. . kenapa ni ? Awak sakit ke ? ? Nak saya panggilkan doktor ? " Qis hanya menggeleng . Terharu benar dia melihat keprihatinan Fariiz terhadapnya. .

" Maaf sebab mengejutkan awak. . . . . " Riaknya tampak sedih .

" Tak apa . . Saya tak sepatutnya tidur tadi . . " Dia tersenyum lemah sambil menggenyeh matanya yang kelihatan lesu itu. .

" Farriz . . Saya rasa baik awak balik . . Tengok je la diri awak tu. . Tak terurus sebab nak jaga saya je . Esok awak datang lah lagi . Lagipun , kan esok saya dah boleh keluar . . "

"Tapi . . . . . "

" Tak apa . .Saya okay lah . . Kan ada nurse yang jaga saya . . . "

" Hurm. . Okay . . " Dia lantas beredar setelah ucapan salam diberikan . . .

' Sayang, hubungan kia tak lama . . . Tapi, saya harap akan kekal selamanya , abadi kasihmu di hati ini . . . Haezwan, terima kasih di atas kesudian kau memberi hatimu padaku. . dan percayakan Farriz . . Terima kasih Wan . . ' Entah mengapa ini yang terlinta di fikirannya saat melihat Farriz melangkah pergi . ' Sama- sama Ainna . . '  Dia seakan-akan terdengar ucapan balas dari Wan . Suara Wan terasa begitu hampir sekali membalas ucapan terima kasihnya. . . .

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Pencarian Harris yang memakan masa hampir sebulan itu akhirnya menemui jalan penyelasaian dan juga kejayaan buat dirinya . Kedua-dua alamat office dan rumah Qis kini di dalam genggamannya . . Dia bertekad, akan memohon maaf walau tinggi risiko yang bakal dihadapinya. . Dengan keberanian yang sudah tersemai begitu lama di dada ini, Harris melangkah mencapai apa yang dihajatinya selama ini . . Diberanikan dirinya menekan loceng rumah Qis. . .

' ting tong . . '

Qis yang sedang membaca majalh agak tersentak mendengar bunyi loceng rumahnya . ' Siapa pula yang datang ni ? ' Hatinya berbisik ingin tahu . Lantas dia bangkit mencapai tudungnya di dalam bilik dan menuju ke pintu . Alangkah terkejutnya dia tatkala membuka pintu. . . .' Harris ? ! ' Hatinya memberontak . .

" Apa kau buat kat sini ? ! Kita dah tiada apa - apa urusan lagi . . . " Qis memulakan bicara .

" Aku cuma nak. . . . . " Kata-kata Harris segera dipintas oleh Qis .

" Apa yang kau nak ? ! Orang macam kau dah tak ada ertinya lagi pada aku ! Sebab kau lah. . . . .  ! " hatinya sebak , membuatkan dia tak mampu meneruskan lagi kata-katanya .

" Argh ! !  Kau yang menyebabkan aku kehilangan seseorang yang aku sayang . . Kau lah puncanya ! " Qis menghamburkan semua yang tersimpan di hatinya selama ini .

" Justeru itulah aku datang ke sini . . Untuk memohon kemaafan darimu, Ainna Qistina. . "

" Jangan kau berani panggil aku dengan nama tu ! Kau tak layak menyebutnya. .  ! Maaf ? ? ! Di hati ini, tak ada sekelumit perasaan pun yang membenarkan aku untuk memaafkan engkau . ! Sekali-kali, TIDAK ! "

"Tapi . . . . . . . . . . "

" Argh ! Baik kau pergi sebelum aku panggil polis. . "

" Baik, Qis. . Aku pergi. . Tapi ingat, aku tak akan berputus asa memohon kemaafan darimu. . "

" PERGI ! ! ! ! ! " Qis menjerit sambil menunjukkan arah keluar kepada Harris .

Harris pun berlalu pergi. . Terlihat di matanya rasa keinsafan yang begitu mendalam sekali. .  Qis jatuh terduduk di hadapan pintu rumahnya. . Hatinya sebak merintih sayu. . ' tiada maaf bagimu Harris. . '  Hati Qis tetap dengan pendiriannya. . ' Kau tak layak menerima kemaafan dariku . . Dosa kau begitu besar bagiku. . Aku tak boleh memaafkan kau atas apa yang telah terjadi Harris. . Tidak ! ' Qis berbisik sendiri melayan perasaanya yang bagai dilanda badai saat itu. . .

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *

Wednesday, July 11, 2012

#KKKM Bab 4. . ~ ~

     Usahanya mencari Qis menemukan jalan buntu . Dia tertanya-tanya, ' harus ke mana lagi aku mesti mencari kau Qis ? ! ! ' Tanpa dia sedari, sudah hampir seminggu dia meninggalkan penjara itu dan selama itu jualah usahanya mencari Qis belum menemui sebarang jawapan lagi . "Huh . . ." Harris mengeluh panjang . .




~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

   " WAN ! ! ! " Qis tersentak . . Terjaga dari tidur malamnya . . Wan hadir lagi di dalam mimpinya . . Inilah kali kedua dia mengalami mimpi yang sama . .  'Wan' desis hatinya . . Lelaki itu hadir di alam mimpinya . . , membuatkannya terasa begitu bahagia sekali . Tapi sayang . . . setiap kali dia bermimpi, pasti akan diakhiri dengan perpisahan . . ' Wan, jangan tinggalkan aku . . '  Hatinya merintih sayu . . Jam menunjukkan hampir jam 3 pagi . . Perlahan-lahan dia bingkas dari baringnya lantas menuju ke arah terletaknya almari . . Dibukanya almari itu dan digapainya sebuah kotak lalu dikeluarkan . . Dia memisahkan penutup kotak dari badannya . . Tersingkap lah segala kenangan bersama Wan sejak pertemuan pertama mereka di SMK Saujana Impian . Begitu indah memorinya saat bersama Wan . . Di dalam kotak itu, tersimpan surat-surat dan juga hadiah yang pernah diberi oleh Wan kepadanya suatu ketika dahulu . . Alangkah indahnya jika aku boleh memutar kembali waktu . Tapi itu adalah perkara yang mustahil sama sekali . . . . 'memutar waktu ? ' dia bermonolo sendiri . Tersenyum sinis .

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Farriz kelihatan amat gembira hari ini . . . . . Senyuman tak pernah lekang di bibirnya, dilemparkan kepada semua yang melewatinya . . . .

" Happy je Encik Farriz hari ni ? " tegur setiausaha Qis, Aida .

"Of course la . ! Hehe . . Hmm , Qis ada ? "

" Cik Qistina tak ada . Dia ambil MC hari ni . . Tak sihat katanya . "

Air muka Farriz yang tadi nya ceria kini berubah wajah . 'Tak sihat ?' bisik hati kecilnya .

"Oh, tak pe lah . . Nanti saya pergi rumah dia . . Terima kasih . . ! " Farriz berlalu pantas setelah mengucapkan terima kasih .

Aida hanya mampu menganggukkan kepalanya . . Pelik melihat sikap kawan bos nya itu .

Langkahnya dipercepatkan ke arah Ferrari sports, siri f458 berwarna merah hati .  Enjin lantas dihidupkan tanpa lengah saat dirinya selesa di dalam pangkuan kereta kesayangannya dan pintu sudah ditutup rapat . Berdesup laju keretanya saat melalui tempat letak kereta yang sunyi ketika itu . . . 'Qis sakit ke ?' Soalan itu bermain-main di kotak mindanya . . .


~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 

'Patutkah aku menggangu Qis ? ? Dia kan sakit . . Tapi sakit apa ? ? ' Hati Farriz semakin resah . Serba salah . Akhirnya dia mengambil keputusan untuk berjumpa dengan kekasih hatinya . . .

" Ting tong . . . "

" Ya, kejap . . . " Qis kelihatan malas dan lemah saat ingin bangun meninggalkan tilamnya yang empuk itu . . Dia menyelak langsir di tingkap untuk melihat siapa yang datang . . ' Farriz ' luah mulutnya .

" Hai. . Boleh saya masuk ? " Farriz yang terlihat Qis disebalik tingkap terus bertanya tanpa segan silu . .

" Hmm, masuklah . . " Beralih ke arah pintu dan membukanya untuk Farriz. .

Farriz masuk setelah menanggalkan kasut kulitnya di hadapan pintu rumah Qis . . Sempat lagi dia lemparkan senyumannya saat pandangan mereka bertemu . .

" Duduklah. . " Qis mempelawa lemah . .

" Thanks. . . " Sekali lagi tersenyum sambil melabuhkan punggungnya di permukaan sofa yang begitu empuk . Selesa sungguh rasanya . . .

" Nak minum apa ? Uhuk uhuk ! " Qis terbatuk kecil . .

" Eh, tak payah lah. . . Susah-susah je . . Lagipun, awak kan tak berapa sihat . . "

Dia terkesima saat mendengar apa yang dikatakan Farriz . . Macam mana dia tahu . . ?

" Tadi Aida bagitahu saya . . ."

Farriz segera menjawab seolah-olah dia membaca apa yang ada di benak Qis saat itu . .

" Ohh . . Ni kira melawat saya lah ni ? Qis mengagak . .

"Hehe . . Lebih kuranglah . . . " Farriz tersenyum manja . Sememangnya Farriz seorang yang pemurah dengan senyuman .

Tertarik sungguh Qis pada senyuman Farriz yang menawan tu . . Dia sememangnya tampan. . ! Tiba- tiba . . . . . . . .

"Uhuk uhuk ! ! Uhukk ! !  " Semakin lama semakin galak batuknya. .

Farriz yang mula panik segera ke dapur bagi mendapatkan segelas air mineral, dan berharap itu dapat eredakan batuk Qis . . .

"Nah . . . Minum ni. . . " Menghulurkan gelas yang berisi air jernih kepada Qis . .

"Terima kasih . . " lalu menyambut gelas itu dari tangan Farriz dan segera meneguknya . . Sungguh lega rasanya . Batuknya pun sudah berkurangan . . Tapi itu tidak bertahan lama . . Batuknya menyerang kembali . . . Kali ini semakin teruk ! Farriz segera panik .

" Jom pergi klinik. . ? Teruk sangat dah ni . . " Farriz memujuk .

"Takpe . . Uhuk ! Jap lagi okay lah tu. . . . " Qis menolak ajakan Farriz dengan lembut .

"Qis. . . Janganlah macam ni. . . " Dia terus memujuk . . 

"Tak p . . . . . " 

Qis rebah tanpa sempat dia menghabiskan apa yang mahu diperkatakannya. . Farriz yang amat terkejut dan panik segera mengangkat Qis dalam dakapannya, mendukungnya menuju ke kereta dan segera ke klinik berhampiran . .

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

" Tak sabar rasanya nak jumpa Kimie. . " desis hati Naddiah . . . Pelawaan Kimie mengajaknya lunch bersama bagai pucuk dicita ulam mendatang ! Dia melihat jam berjenama Gucci yang terlekap kemas di pergelangan tangan kanannya . . ' Dah tiba masanya . . ' Handbag Prada yang tadinya ada di atas meja kini sudah berada dalam genggamannya dan dia tidak lagi berlengah untuk melangkah keluar. . Setibanya di lobi, Kimie telah pun menunggunya dengan sejambak ros merah jambu . Si dia berkemeja biru . . 'Segaknya. ' hati Naddiah berbisik . .

" For you. . . " Bunga itu kini berada dihadapan Nad .

" For me . . ? ? Thanks. . . " Tersenyum manja .

"Cantik Nad hari ni. . . "

" Hari ni je ? " Nad mengusik .

" Errr. . . . . . . " Terkelu lidahnya .

" Tak ada lah .. Saya gurau je tadi . Thanks. . "

"Hehe. . " 

" Dah ! Jomlah . . Saya dah lapar ni . ."

" Okay. . Let's go ! "

Mereka jalan beriringan menuju ke kereta Kimie . . Tanpa mereka sedari, Faeszie telah memerhatikan segala-galanya. . ' Kimie ?' terpacul nama itu dari mulutnya . ' Siapa lelaki tu ? Kimie ke ? Tapi tak mungkin . . ' Semua soalan itu datang bergilir dan bersilih ganti bertamu di benak mindanya . . . . . . .

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *